Seok Ho pergi ke sebuah tempat dimana terlihat banyak anak kecil berhamburan keluar sambil menangis karena terkena hukuman oleh seorang pria tua yang disebut oleh Seok Ho sebagai Sesongnim (Guru).
Sementara di sekolah Byung Moon, para Guru mengadu pada Kepsek Ma Ri bahwa anak-anak kelas khusus tidak berbeda dengan anak kelas lain. Bukannya belajar tetapi mereka semua malah mengulang pelajaran sendiri.
Di kelas khusus, siswa nakal di kelas mereka sebelumnya mengejek kelima siswa tersebut khususnya Pul Ip dan Bong Goo. Pul Ip begitu dikenal sering menolong Bong Goo dikelasnya. Baek hyun tidak tahan lagi, ia lompat ke atas meja dan menendang para siswa nakal tersebut sampai terjatuh. Di saat yang sama, Kepsek Ma Ri bersama para Guru melihat kejadian itu dengan jelas. Mereka marah pada Baek Hyun. Malahan salah seorang Guru hampir memukul wajah laki-laki itu. Di dalam kelas tersebut, Kepsek Ma Ri mengintrogasi hal apa yang terjadi di kelas khusus. Mereka begitu terkejut melihat kelima siswa itu sedang mengerjakan Soal-soal latihan pelajaran Matematika kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar. Guru Soo Jung menjelaskan bahwa sebelumnya sudah dilakukan tes pelajaran Matematika kepada mereka namun hasilnya tidak bagus. Maka itu mereka semua harus mengerjakan soal-soal latihan di bubu-buku itu sampai hari ini.
Seok Ho meminta mantan Guru Matematikanya itu untuk mengajar siswa yang akan masuk Universitas Namun Gurunya menolak. Seok Ho tidak banyak memaksa. Ia memberitahu Guru Soo Jung agar para siswa tidak pulang sebelum menyelesaikan soal-soal latihan itu sampai selesai. Guru Soo Jung panik.
Ternyata Seok Ho mencari cara lain untuk meluluhkan hati sang Guru. Ia mengambil buku-buku pelajarannya saat masih menjadi murid Gurunya itu. Malam itu Seok Ho kembali ke rumah Gurunya untuk memnta bantuan lagi dengan memberitahukan buku-buku pelajaran yang masih disimpannya itu. Gurunya masih tetap menolak. Seok Ho tetap memaksa dan meminta dengan sangat. Ia mengambil album berisi berita tentang seorang anak nakal yang berhasil masuk Universitas bahkan sampai akhirnya menjadi seorang Dokter. Ia juga setuju mengenai metode pembelajaran dari sang Guru sejak dahulu. Akhirnya Guru itu menerima tawaran Seok Ho.
Dikelas khusus, Seok Ho memperkenalkan Guru baru kepada Kepsek Ma Ri, para Guru dan kelima siswa kelas itu. Semua terkejut dengan penampilan eksentrik dari Guru tersebut. “Ini Guru Cha Ki Bong, ia akan mengajar di kelas khusus.” Didalam kelas, Guru Cha memandang rendah hasil nilai tes Matematika yang diberikan Seok Ho dan membuangnya satu persatu.
Ia mengambil soal-soal latihan yang berdebu dan menyuruh para siswa mengerjakan 100 soal selama 10 menit. Baek Hyun mengeluh, namun Guru Cha tidak peduli dengan keluhan itu. Selesai tes, Guru Cha kecewa dengan hasil nilai mereka yang sangat parah jeleknya. Guru Cha mencoba cara lain agar mereka terbiasa dengan Matematika dasar. “Matematika adalah permainan!” kata Guru Cha. Baek Hyun bergumam, “Sepertinya itu asyik.” Guru Cha menanggapinya, “Mengapa –x–=+ ??” Baek Hyun gelagapan (Hehe..) Lalu Guru Cha menyuruh semuanya tak terkecuali Guru Soo Jung dan Seok Ho untuk berpose seperti saat bermain bola ping-pong, “Matematika bukan dikerjakan dengan kepala tetapi tubuh!” Dalam pembayangannya, Para siswa saling melempar dan menjawab soal.
Permainan dimulai dengan melempar bola ping-pong, yaitu si penanya soal. Dan yang menerima pukulan bola ping-pong tersebut, ialah si penjawab soal. Dengan begitu, para siswa akan lebih terbiasa menjawab soal matematika secara cepat dan spontan. Setelah itu, Guru Cha menyemangati mereka, “Matematika adalah Cepat! Otomatis! Mekanis!” Para siswa mengikutinya.
Di ruang Guru, Seok Ho mengatakan bahwa Guru-Guru Byung Moon harus melakukan tes kemampuan dalam mengajar selama 3 hari. Jelas mereka menolak rencana Seok Ho. Namun Seok Ho melakukannya demi Byung Moon sebagai pengacara disana, agar para Guru dapat mengajar siswa-siswinya dengan baik dan tegas, tidak seperti biasanya.
Seok Ho memasuki kelas khusus. Mengumumkan pada Baek Hyun dan yang lainnya untuk mengikuti kamp pelatihan selama 10 hari di sekolah karena masalah nilai mereka yang tidak bagus khususnya pelajaran Matematika. Mereka harus makan, mandi, dan tidur di sekolah tanpa ada yang pulang ke rumah masing-masing. Ia menyuruh para siswa untuk pulang ke rumah dan kembali ke sekolah pada jam 7 malam. Tak lupa, Seok Ho mengingatkan pada mereka bahwa dirinya tidak perlu dipanggil Guru, ia hanyalah pelatih mereka untuk masuk Chun Ha. “Terserah kalian mau memanggilku apa.” Kata Seok Ho.
Semua siswa pulang ke rumahnya. Salah satunya Chan Doo yang langsung dikejutkan dengan pernyataan Ayahnya bahwa dirinya harus ikut pindah ke Amerika (Termasuk sekolah) dan harus memberhentikan aktivitas sekolahnya di Byung Moon. Chan Doo menolak, namun sang Ayah tetap bersikeras dengan keputusannya itu (Perasaan kalo film Korea itu kebanyakan pulang/pergi Amerika melulu. Hehe).
Kembali ke sekolah, Seok Ho memberikan buku catatan untuk para siswa dalam kegiatan sehari-harinya, Guru Soo Jung yang akan selalu mengecek buku-buku catatan itu. Ia juga memberikan soal Matematika dari Guru Cha sebanyak 1000 soal sebelum tidur. Hyun Jung berkomentar, “Ahjussi (Paman), itu terlalu banyak..” Semua terdiam... “Bukankah kau yang mengatakan agar kami memanggilmu dengan sebutan apa saja?” Tanya Hyun Jung. Guru Soo Jung tertawa. Tiba-tiba Pul Ip berbicara, “Oh Bong Goo belum datang.”
Ternyata Bong Goo terjebak dalam keramaian pengunjung di restorannya. Lalu Seok Ho datang menjemput. Ia memberitahukan pada orangtua Bong Goo bahwa anaknya itu masuk kelas khusus untuk masuk Universitas Chun Ha. Ibunya berkomentar, “Apa maksudmu Chun Ha? Kami tidak mengharapkan apapun dari Bong Goo. Apakah harus kuliah? Ia bahagia, itu masalahnya.” Seok Ho bertanya, “Bagaimana kau tahu kalau Bong Goo bahagia?” Ibunya menjawab, “Ia senang saat makan iga. Benarkan, Bong Goo?? (wkwkwk..) Lalu Seok Ho mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tas Bong Goo. Ia mengatakan pada orangtua Bong Goo bahwa Bong Goo rajin belajar tetapi memang tidak mendapatkan peringkat. Oleh sebab itu, ia meminta izin untuk mengembangkan masa depan Bong Goo mulai sekarang. Orang tuanya setuju. Seok Ho berkata, “Oh Bong Goo, ini kesempatan terakhirmu. Tahun depan kau bisa membantu orang tuamu. Tapi, sekarang kau harus belajar.”
Malam itu, seluruh siswa dengan Guru Soo Jung tidur bersama dalam satu ruangan. Hanya tergantung beberapa kain saja untuk memisahkan tempat laki-laki dan perempuan. Dalam sepinya malam, Baek Hyun berjalan di lingkungan sekolah karena tidak bisa tidur. Di saat yang sama ia melihat Pul Ip yang sedang duduk menyendiri sambil mendengarkan lagu.
Baek Hyun: “Ku pikir kau sudah tidur.”
Pul Ip: “Aku tidak bisa tidur. Mungkin karena tempatnya terlalu asing bagiku.”
Baek Hyun: “Kau mengkhawatirkan sesuatu?”
Pul Ip: “Aku hanya berpikir apakah masuk kelas ini adalah keputusan yang benar. Aku tidak yakin.”
Baek Hyun: “Aku pikir itu tidak benar.. Kita dipermainkan oleh Kang Seok Ho.”
Pul Ip: “Jika begitu, mengapa kau ikut bergabung?”
Baek Hyun: “Aku tidak yakin. Ada yang membuatku penasaran..”
Lalu Baek Hyun merebut Mp3 dari tangan gadis itu. Sambil tertawa, Baek Hyun mengatakan bahwa Pul Ip memiliki selera musik yang aneh. Pul Ip ikut tertawa dan meminta Mp3-nya dikembalikan.
Tiba-tiba Hyun Jung datang dan bertanya mereka sedang apa. Pul Ip langsung berdiri karena takut Hyun Jung salah paham pada mereka. Ia menjelaskan bahwa dirinya hanya mencari udara. Dengan cepat Pul Ip mengambil Mp3-nya dari tangan Baek Hyun dan pergi meninggalkan Hyun Jung berdua dengan laki-laki itu.
Hyun Jung: “Kau mau kemana?”
Bae Hyun: “Ayo tidur.”
Hyun Jung: “ Mengapa kau malah menyuruh tidur saat aku keluar kesini?”
Lalu Baek Hyun menyelimuti Hyun Jung dengan jaket yang dikenakannya sambil mengatakan, “Nanti kau sakit. Ayo masuk dan tidur.” Hyun Jung menggandeng tangan Baek Hyun sambil tersenyum. Dilihat juga oleh Pul Ip dari kejauhan.
Pagi-pagi (Malam menjelang pagi) Seok Ho menyetel musik keras dan memukul-mukulkan panci (?) untuk membangunkan para siswa dan Guru Soo Jung untuk berolahraga dengan lari 3 putaran di lapangan sekolah. Saat dikelas, Seok Ho menunjukkan diagram jadwal kelima siswa tersebut selama 10 hari di kamp pelatihan. Mereka harus bangun tidur jam 5. Selain waktu tidur, mandi, dan makan, semua siswa akan belajar selama 16 jam perhari. Seok Ho juga mengingatkan agar semuanya (Kalau bisa) menyisipkan kegiatan belajar saat makan maupun saat menyikat gigi (wkwkwk,, Kejam!).
Hari itu kepsek Ma Ri akan menggantikan posisi Guru Soo Jung sebagai wali kelas di kelas Baek Hyun yang sebelumnya. Karena Guru Soo Jung akan menjadi Guru tetap di kelas khusus. Guru Soo Jung tidak senang bukan karena posisinya yang digantikan oleh wanita itu melainkan penampilannya yang kelewat seksi, membuat Guru Soo Jung menjadi iri (wkwk).
Sementara di kelas khusus, pada jam pelajaran Guru Cha, para siswa diperintahkan mengerjakan tes Matematika secara berulang-ulang namun hasilnya tetap tidak bagus. Belum lagi masalah posisi duduk dan cara memegang pensil yang benar (Bermalas-malasan), Guru Cha selalu selalu marah-marah dan membuat mereka kesal.
Baek Hyun: “Apa yang kau mau dari kami? Dari pagi kami terus mengerjakan soal-soal. Kau pikir kami ini kalkulator?!”
Guru Cha: “Tepat sekali. Cepat! Otomatis! Mekanis untuk menjawabnya!
Baek Hyun: “Hentikan! Kami bisa gila!”
Guru Cha: (Mendekatkan wajahnya pada Baek Hyun) “Karena kau hidup seperti itu, itulah yang membuatmu idiot. Nilai 99 sama saja dengan 0. Nilai sempurna jika tidak sempurna ya tidak bagus!”
Baek Hyun tidak peduli. Ia bangun dari kursinya karena emosi. Seok Ho bertindak. Ia mengingatkan Baek Hyun untuk tidak bersikap keras seperti itu. Tiba-tiba Ayah Chan Doo beserta polisi datang memanggil Seok Ho mengenai masalah penipuan yang dilakukan oleh Seok Ho (Dengan mengadakan kelas khusus Chun Ha).
Lalu Chan Doo berdiri dan membereskan alat tulisnya. Ia mengatakan bahwa dirinya akan ikut sang Ayah ke Amerika. Semua yang dikelas terkejut dengan ucapannya itu. Seok Ho mengatakan, “Hong Chan Doo, duduk! Siapa bilang kau boleh pergi? Saat kau masuk kelas khusus kau hanya boleh mengikuti perintahku. Kau lupa itu? Dengarkan aku.. Hingga kalian diterima di Chun Ha, kalian tidak boleh meninggalkan kelas ini. Kalian mengerti??”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar